Saturday 26 May 2012

Wawasan Yahudi..Globalisasi dan Multinasional

Tulisan ini akan cuba membuka wawasan kita lebih luas lagi, terutama tentang apa dan bagaimana yahudi, agar kita dapat menakar dan mengukur seperti apa sebenarnya kekuatan `lawan`. Dan tentunya kita jadi tahu tindakan seperti apa yang perlu kita lakukan. Setidaknya perlu kita pikirkan.    
1. Motivasi Agama
Yahudi bersatu dan bekerjasama untuk mendirikan Israel, semata-mata karena mereka taat pada agama mereka. Walau agama mereka dalam pandangan Islam sudah tidak berlaku, selain karena sudah expired, juga isinya adalah hasil karangan para rahib dan pendeta mereka, bukan sesuatu yang original dari Allah SWT.
Namun harus kita akui semangat mereka membangun Israel ditambah semua kekuatan ekonomi dan lobi politik, semata-mata karena mereka ingin menjalankan kewajiban agama mereka. Karena mereka taat menjalankan agama, maka mereka melakukan semua ini.
Sebaliknya kita umat Islam, kebanyakan menghadapi yahudi bukan dengan semangat agama Islam, melainkan dengan semangat nasionalisme sempit, atau sekedar motif-motif yang terlalu rapuh.
Maka kita bisa lihat bagaimana satu persatu perlawanan negara Arab runtuh ketika berhadapan dengan realiti kekuatan yahudi.

2. Yahudi Sudah Bersiap Sejak Ratusan Tahun Lalu
Satu hal yang perlu kita pelajari secara saksama, yahudi dengan akar-akarnya bukanlah fenomena yang baru saja terjadi di hari ini. Yahudi sudah bekerja keras sejak ratusan tahun yang lalu. Bahkan boleh dibilang ribuan tahun lalu.
Mereka siang malam diam-diam melakukan kerja tanpa lelah, turun temurun semangat membangun Israel dilaungkan pada tiap generasi. Boleh dibilang, tidak ada bayi yahudi lahir ke dunia kecuali di dalam darah dan dagingnya punya satu tujuan, yaitu mendirikan Israel, memperjuangkan kepentingan kaum mereka dan mengerjakannya dengan sepenuh dedikasi dan semangat.
Bank dunia sudah mereka dirikan jauh sebelum Israel mereka proklamasikan. Perusahaan-perusahaan raksasa yang menguasai aset-aset dunia, mulai dari perusahaan minyak sampai makanan, sudah mereka dirikan jauh sebelum bendera Israel berkibar.
Semua itu menandakan satu hal, yaitu perjuangan yahudi adalah perjuangan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Agak berbeda dengan kita kaum muslimin, dimana remaja-remaja banyak yang tidak tahu menahu urusan membangun umat, apalagi menegakkan daulah atau khilafah.
Israel berdiri tahun 1948, tapi sejak tahun 1895 theodore Hertzl di Eropa sudah mulai memprovokasi bangsa itu untuk mendukung berdirinya negara Israel.

3. Yahudi Bersatu Meski Berbeda
Kita akui bahwa di dalam tubuh umat yahudi ada begitu banyak kelompok, sebagaimana Al-Quran menyebutkan :
Kamu kira mereka itu bersatu, sedang hati mereka berpecah belah. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (QS. al-Hasyr : 14)
Namun ketika bicara dengan lawannya seperti kita umat Islam, yahudi tetap punya ikatan batin yang kuat. Mereka pada gilirannya bisa meredam sementara perpecahan di dalam internal mereka, kalau sudah berhadapan dengan umat Islam.
Ini yang perlu kita pelajari dari yahudi musuh kita. Bagaimana dengan jumlah yang hanya 15 jutaan saja di seluruh dunia, mereka mampu bersatu.
Sementara kita umat Islam yang dengan bangga mengatakan diri telah berjumlah 1,7billion, rasanya masih jauh untuk bersatu.
Kita masih mendengar caci maki dan tudiangan sesat yang ditujukan ke hidung saudara kita sendiri. Kadang masalahnya remeh, tapi jadi urusan besar dan berat sekali, bahkan kafir-mengkafir sesama kita.
Sementara yahudi dengan santai menjalin ukhuwah di antara mereka tanpa isu yang mengakibatkan lumpuhnya kekuatan.
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Anfal : 46)

4. Yahudi Menguasai Ekonomi Dunia
Sebagian umat Islam bersemangat tinggi untuk membentuk khilafah Islamiyah, sebagaimana selama 14 abad ini kita pernah memilikinya.
Cuma ketika kita tanya, apa saja yang sudah kalian persiapkan untuk terbentuknya khilafah itu, semuanya hanya diam. Sebab yang terpikir di benak mereka, cukup dengan kata-kata retorik menegakkan khilafah, tiba-tiba esok harinya khilafah sudah terwujud.
Salah satu sendi sebuah khilafah, bahkan sebuah negara, dan dalam ruang lingkup yang lebih kecil lagi, sebuah organisasi, masalah kekuatan ekonomi menjadi sesuatu yang sangat penting.
Dan salah satu kelemahan paling asas umat Islam adalah masalah ekonomi. Jangankan memiliki, sedangkan untuk sekedar mengatasi rasa lapar saja, jutaan umat Islam di beberapa pelosok dunia masih menggantungkan harapan dari belas kasihan orang lain.
Di sebalik kita dianugerahkan Allah banyak kekayaan alam yang potensi untuk dimajukankan sebagai salah satu tunggak ekonomi umat. Tapi sayangnya, tidak satu pun yang bisa dinikmati umat Islam. Sebab kebanyakan aset-aset itu sudah digadaikan kepada orang asing, dimana keuntungannya kalau ada, masuk ke dalam perut dan akaun pemimpin.Sedangkan perusahaan-perusahaan yahudi dunia  menerusi globalisasi, telah mendapatkan hak untuk mengeksploitasi hampir semua kekayaan di dunia ini.
Para Usahawan yahudi ini bekerjasama saling membantu untuk mengumpulkan dana yang tidak sedikit, untuk membantu kempen para presiden di seluruh dunia. Ketika presiden itu menang, maka imbuhan yang diperoleh yahudi puluhan bahkan ratusan kali lebih besar dari modal yang sebelumnya mereka benamkan.
Sementara umat Islam, jangankah menguasai aset di negerinya sendiri, untuk mengadakan sesuatu kebajikan pun harus mengedarkan proposal ke sana kemari, minta-minta sponsor dan sumbangan dana.
Jadi bagaimana mau menegakkan khilafah kalau untuk mendirikan sekolah saja tidak mampu? Bagaimana hendak menegakkan daulah kalau membiayai hidup jamaah saja harus mengemis?
Orang-orang yahudi tidak sekedar berhenti pada retorika ketika mereka menyatkan ingin membangun Israel. Mereka  bersungguh-sungguh kesana kemari kepada keturunan yahudi di dunia, bahwa mereka harus mendirikan negara Israel.Tapi level kerja mereka begitu sistematis. Mereka dirikan begitu banyak perusahaan multi nasional yang menguasai hajat hidup orang banyak, sebagai penopang dan tiang penyangga negara impian mereka.
Untuk mendirikan `khilafah` yahudi yaitu negara Israel, para konglomerat yahudi membangun basis perusahaan kelas muliti nasional. Ada banyak keuntungan yang mereka peroleh dari sekian banyak perusahaan, selain masalah keuntungan secara finansial.
Misalnya, mereka bisa atur biar semua penguasa dunia bertekuk lutut dan mencium kaki mereka. Para penguasa dunia itu akan memohon-mohon kepada para konglemerat yahudi agar perusahaan multi nasional itu mau mendirikan cabang di negara masing-masing.
Sedangkan kita umat Muhammad saling menyalahkan sesama kaum muslimin. Tapi sambil menyalahkan, kita tetap saja berpangku tangan, tidak bekerja, tidak mendirikan perusahaan multi-national, tidak menggarap apa-apa. Kekayaan alam kita tetap saja diangkut ke luar sana untuk kepentingan yahudi.Ekonomi umat dalam taraf pemikiran kita, sekedar berjualan dengan MLM, atau jualan minyak wangi, buku, madu, habbah sauda`
Disamping itu, faktor kebergantungan umat Islam kepada produk yahudi membuat umat Islam tidak berpikir untuk bersikap kreatif memproduksi, tetapi cenderung membeli dari yahudi.
Sikap seperti ini pada gilirannya membuat ketergantungan umat Islam pada `musuhnya` semakin besar. Padahal barang itu barang yang sangat sederhana, cuma paku yang bahan bakunya berlimpah di negeri kita. Tapi kita telah diarahkan untuk selalu menjadi konsumen yang konsumeris. Kita masih mengagungkan barangan luar negara berbanding keluaran muslim dan tempatan
Umat Islam, Bill Gates dan Rupert Murdoch (Yahudi)
Selain memiliki jaringan pengusaha kelas dunia yang kekayaannya berlimpah, dalam rangka membangun negara Israel, orang-orang yahudi sedunia memastikan bahwa dunia harus 100% benar-benar dikuasai. Dengan kekuatan ini, yahudi bisa mempengaruhi pemikiran 6,5 billion manusia di atas bumi sesuai dengan selera dan keinginan mereka. 
Lepas dari keyahudiannya, yang menggelitik kita adalah sebuah pertanyaan, lalu dimana kita sebagai umat Islam dibandingkan prestasi yang diraih oleh yahudi satu ini? Adakah di kalangan umat Islam yang bisa menyamai prestasinya? Atau minimal kepintarannya dalam ilmu komputer sekaligus mengelola bisnis?
Yang terjadi kita malah jadi pembeli produk microsoft. Bahkan bergantung 100% dari windows dan officenya. Kalau ada orang yang hari ini memiliki media massa paling banyak dan paling besar, maka semua orang sepakat bahwa orang itu adalah Rupert Murdoch. Dia adalah salah satu putera dari 15 juta bangsa yahudi di dunia yang menjadi raja media massa.
Maka kita harus memotivasi anak-anak kita biar jadi orang yang genius, lebih bijak dari Bill Gates dan Murdoch. Sekaligus mengerti cara mengelola bisnis, lebih hebat dari cara yang dilakukan oleh mereka .Dan kalau perlu, harus jadi orang yang kaya melebihi kekayaannya.Agar dapat memajukan agama Islam dan umatnya, keluar dari jurang nestapa dan kancah kehancurannya.

No comments:

Post a Comment